Rabu, 11 Januari 2017

JANGAN MARAH





«عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: أَوْصِنِيْ، قَالَ لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ لاَ تَغْضَبْ» .
رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ.
Kosa kata :
أَوْصِنِيْ: Nasihatilah (saya)         لاَ: Jangan
تَغْضَبْ: (engkau) marah           فَرَدَّدَ: Mengulanginya
مِرَاراً: Berkali-kali
Terjemah hadits:
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu sesungguhnya seseorang berkata kepada Nabi shallallahu`alaihi wa sallam: “Nasihatilah saya!” Beliau bersabda : Janganlah kamu marah. Dia menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda: Janganlah engkau marah. (Riwayat Bukhari)
Kandungan Hadist:
1.    Anjuran bagi setiap muslim untuk memberikan nasehat dan mengenal perbuatan-perbuatan kebajikan, menambah wawasan ilmu yang bermanfaat serta memberikan nasehat yang baik.
2.    Boleh jadi Rasulullah sas dalam hadits ini memang mengetahui bahwa orang yang meminta wasiat kepada beliau itu memang suka marah sehingga beliau memberikan wasiat ini secara khusus. Jadi seyogyanya seorang guru atau pemberi fatwa selalu memperhatikan keadaan orang yang meminta fatwa, sehingga dapat memberikan jawaban yang tepat sesuai dengan masalah yang dialaminya.
3.    Hadits ini berisi larangan marah. Adapun solusinya adalah:
أَلَا وَإِنَّ الغَضَبَ جَمْرَةٌ فِي قَلْبِ ابْنِ آدَمَ، أَمَا رَأَيْتُمْ إِلَى حُمْرَةِ عَيْنَيْهِ وَانْتِفَاخِ أَوْدَاجِهِ، فَمَنْ أَحَسَّ بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ فَلْيَلْصَقْ بِالأَرْضِ»
Artinya:
ketahuilah bahwa sikap marah merupakan bara yang akan menyala di dalam hati anak keturunan adam. Tidakkah kamu lihat salah seorang di antara kalian jika dia marah, matanya akan memerah dan urat lehernya akan membengkak. Jika salah seorang merasakan hal yang demikian itu, hendaklah dia berbaring/duduk di tanah.
4. Dianjurkan untuk mengulangi pembicaraan hingga pendengar menyadari pentingnya masalah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar